SHORT STORY : Pagi yang cerah, perlahan-lahan mega merah mulai hilang dan di gantikan oleh sinar sang mentari yang mulai sedikit-sedikit menampakkan sinarnya. Dengan ditemani setetes embun yang jatuh ke bumi yang membangkitkan semangat para santri untuk melakukan rutinitasnya masing-masing. Tak terkecuali di asrama E.15 yang semua penghuninya terkenal dengan kemalasannya. Itulah gelar yang pantas untuk di berikan pada penghuni asrama E.15. Termasuk aku salah satu penghuninya. Tak heran kalau kakak senior paling suka mengobrak-abrik asrama E.15. sedangkan lampu masih menyalah begitu sangat terang di dalam asrama E.15 di susul oleh selimut yang berserahkan di mana-mana, sebagian para santri asrama E.15 ada yang sholat dhuha, dan ada pula yang tidur nyenyak bak bagaikan raja yang sedang tidur di persinggahannya. tiba-tiba aku tersentak oleh suara yang tidak asing lagi di telingaku. "hey, aku nitip hp yah." kata seorang temen ku yang satu asrama dengan ku sambil ia meletakkan hpnya di samping tempat ku tidur. Dengan badan ku yang pada waktu itu suhunya hampir mencapai 80 derajat celcius,aku tak kuat untuk berdiri. Bahkan membuka matapun aku tak kuat dan beberapa selimut ku tumpukkan di badanku. Rasanya badan ini bagaikan berada dineraka jahannam yang katanya begitu sangat panas. Aku bingung harus bagaimana? Biasanya ada seorang ibu yang merawat ku ketika aku sakit. Tapi, sekarang tidak ada sosok itu melainkan sosok kakak senior yang suaranya sangat menggelegar hampir terdengar di satu asrama ketika tepat pukul 7 pagi. "hayo, turun semua waktunya sekolah." suara itu terdengar lagi dari luar asrama yang mengakibatkan kepala ku semakin pusing. Ku tutup kupingku dengan sebuah bantal. Tapi, itu tak mempan untuk mengalahkan suara kakak senior yang begitu sangat nyaring. Para santri pun semburat kesana kemari bagaikan ada kiamat kecil yang lagi menimpa asrama. Kebetulan aku mondok di salah satu pesantren yang cukup terkenal di pasuruan yang di bawah pimpinan seorang ulama' besar yang bernama KH SHOLEH BAHRUDDIN. Hampir 4 tahun lamanya aku nyantri di pesantren ini. "nal ...nal..." tiba-tiba ada yang menepuk punggungku berulang-ulang kali. Tapi, aku tak memperdulikannya. "kamu nggak sekolah, kok jam segini masih tidur." tanya kakak senior. "zainal lagi sakit kak." jawab temanku. Lalu kurasakan ada sebuah tangan yang memegang keningku. mungkin itu adalah tangan kakak senior yang mencoba memeriksa ku apa betul aku sakit beneran atau nggak? "hemmm, ya udah kamu tidur ajah dulu dan jangan lupa diminum obatnya." kata kakak senior. "tumben orang ini perhatian sama aku.biasanyakan,selalu marah-marah hobinya." gerutu ku dalam hati. kini di dalam asrama semakin sepi dan sunyi seperti di kuburan keramat yang lama tak dikunjungi oleh pemiliknya. Sejak kakak senior dan para santri keluar, tinggallah hanya aku seorang diri di dalam asrama E.15 yang sangat luas yang sekarang aku tempati ini. *** beberapa jam kemudian seteleh kakak senior dan para santri pergi. Aku mendengar suara hentakkan kaki yang berjalan menuju kearahku. "dek...dek...dek" suara itu semakin lama semakin keras hentakkannya. selang beberapa jam kemudian aku kembali mendengar suara hentakkan kaki. Kali ini tidak berjalan menuju kearahku melainkan menuju kearah lemari yang ditata rapi di sebelah tumpukkan kasur. *** tepat pukul satu siang para santri pun pulang sekolah dan kini asrama kembali ramai seperti semula. "nal...nal...bangun hp ku mana?" aku mendengar suara temenku itu berulang-ulang kali. Kini semakin bertambah banyak suara yang menyuruh ku untuk bangun. Aku tak tahu, entah apa yang mereka cari pada diriku sehingga mereka menyuruhku untuk bangun. Ketika aku mencoba untuk membuka mata yang berat untuk ku buka tiba-tiba ada genggaman tangan yang mendarat diwajahku. Aku merasakan begitu sakit pada daerah wajahku karna genggaman tangan tadi. Tubuh ku yang lemas dipaksa bangun dan ditarik oleh mereka. Sekarang aku berada di tengah-tengah mereka.aku melihat disekelilingku banyak para santri yang mau menghakimiku.aku tak tahu apa salahku sehingga mere menghakimiku. "hey,nal hp ku kemana?" kata temenku dengan wajah yang merah dan penuh dengan kebencian. "aku nggak tau." kataku dengan wajah yang kbingungan. "eh,jangan bilang kamu nggak tau ya,tadi aku nitip kekamu terus aku taruh disamping tempat mu tidur." "aku beneran nggak tau." "halah..." mereka kembali menghakimi ku. Beberapa genggaman tangan kembali mendarat di wajahku,
TERUSANNYA : Sedangkan tubuhku terus di dorong sampai keluar asrama.akupun tak bisa melakukan apa-apa karna pada waktu itu tubuhku masih lemas. "pokoknya aku nggak mau tau, kamu harus ganti rugi." kata temenku sambil menampar pipiku. Kini tubuhku semakin sakit seperti ditusuk ribuan jarum yang tak berhenti-henti.sedangkan darah terus keluar dari hidungku.rasanya aku ini seperti akan mati. Dengan mataku yang agak suram aku melihat kakak senior menaiki tangga menuju asrama dan serentak mereka langsung berhenti memukuliku. "satu lagi,jangan bilang siapa-siapa,inget itu." ancam temenku. Akhirnya mereka pergi meninggalkan aku begitu juga denganku. Aku langsung pergi kedalam asrama dengan tubuh yang tergopoh-gopoh. Ku sembunyikan wajahku di balik selimut agar tidak di ketahui oleh kakak senior. *** 3 menit kemudian... setelah kakak senior pergi aku langsung pergi keluar asrama tanpa ijin dulu ke kakak senior. Aku sudah tidak perduli lagi dengan hukuman yang akan di berikan kepada ku karna melanggar aturan. Yang aku fikirkan sekarang adalah pulang kerumah untuk meminta uang pada orang tua ku buwat ganti hp temanku yang hilang. sesampainya di rumah aku langsung menemui ibu ku dengan wajah yang penuh memar. Kebetulan ibu ku duduk di kursi depan. Dengan perlahan dan penuh ketakutan aku menghampiri ibu ku. "assalamualaikum bu." kata ku sambil mencium tangannya. "walaikusalam." jawab ibu ku. Akupun duduk di sebelah ibu ku. "bu,aku boleh tanya nggak?" "loh kamu kok pulang nal,emang ada apa?" tanya ibu ku dengan heran. "iya bu aku tadi ijin rebentar karna aku mau bicara sama ibu." kata ku dengan pelan. "mau bicara tentang apa?" "hemmm ...ibu sayang nggak ke aku." "iya sayang lah nal,emang kenapa?" jawab ibu ku dengan lantang dan penuh dengan pertanyaan. "kalau ibu sayang sama aku,berarti ibu mau nurutin apa yang aku mau." jawab ku penuh keraguan. "iya nal,apa yang kamu mau ibu pasti akan turutin." "benar iya bu,aku minta apa saja di turutin." aku mencoba meyakinkan lagi. "iya nal,emang kamu mau minta apa?" "aku minta uang 650 bu." "haaa...uang 650,emang buwat apa nal?" jawab ibu dengan nada yang sedikit kaget. "iya pokoknya adalah bu." "lah iya buat apa?satu juta,dua juta ibu kasih asalkan kamu mau ngomong buwat apa?apa uang mu habis?" tanya ibu ku untuk kesekian kalinya. "itu loh bu buwat ..." akupun berhenti sejenak. "buwat mengganti hpnya teman ku yang hilang." lanjutku. "apa??? Mengganti hp??? Kamu mengh ilangkan hpnya temen mu iya nal." "nggak bu,gini loh critanya, aku kan sakit bu aku tidur kepalaku pusing.tapi ada temenku yang nitipin hp ke aku,sedangkan aku sendiri bu nggak tau kalau temenku nitip hp ke aku bu."
 Ibu ku hanya terdian sejenak sambil memandangi wajah ku dengan serius. Aku tak tahu apa yang ibu bayangkan ketika ibu ku menatap wajahku yang penuh memar ini. "bu,jangan bilang siapa-siapa iya." tanyaku dengan penuh rasa ketakutan. "terus wajah kamu ini kenapa nal?" tanya ibu ku sambil memegang wajahku. "aku tadi di hakimi bu,sama temenku." "terus kamu nggak melawan mereka nal." ujar ibu ku. Kulihat air mata yang perlahan-lahan mulai keluar dari bola mata indah ibu ku ini. Mungkin ibu ku juga merasakan apa yang kurasakan saat ini. Kini suasana pun menjadi sunyi dan penuh dengan kesedihan yang terdengar hanyalah suara burung yang berkicauan. Tapi, air mata ibuku keluar bertambah banyak. Aku pun tak tega melihatnya. Dan baru aku sadari ternyata ibuku sangat menyayangiku. Ibu memelukku dengan erat. Hujan telah datang. Awan terlihat begitu gelap pada sore ini. Kicauan burung pun sudah tak kudengar lagi. Udara semakin bertambah dingin tapi itu semua terkalahkan oleh hangatnya pelukan dari seorang ibu."Ibu kan sudah bilang nal, kalau sakit bilang sama ibu dan ayah, biar ibu nanti bisa jemput kamu di pondok." ucap ibuku sembari melepaskan pelukannya dari tubuhku. "kalau udah seperti ini mau gimana,lihat wajah mu nal,memar semua. Ibu kompres pakek es iya?" "nggak usah bu,zainal habis ini langsung mau balik kepondok,karna tadi zainal ke kakak senior bilangnya cuma sebentar bu." kata ku. Sebenarnya aku tak mau bilang semua ini ke ibu ku. Tapi aku terpaksa berbohong karna aku tak mau ibu kecewa dengan ku karena aku melanggar aturan pondok. "ini kan masih hujan nal." "iya bu nggak kenapa-kenapa kok, kan aku bisa bawah payung bu." jawab ku sambil tersenyum. "ya udah,kalau gitu ibu ambil payung dan uangnya dulu." ibu ku pun masuk ke dalam rumah sambil mengusap air mata yang jatuh ke pipinya. Sedangkan aku masih menunggu di kursi teras depan rumah yang ditemani oleh suara petir yang menggelegar di atas langit yang di penuhi oleh gumpalan awan hitam. setelah menunggu beberapa menit ibu ku pun keluar dengan membawa payung berwarna biru dan selembar uang di tangannya. "ini nal,payung sama uangnya." "loh bu,aku kan mintanya 650 bukan satu juta bu." "udah nggak kenapa-kenapa nal bawa ajah." "iya bu makasih. Ya udah zainal pergi dulu iya bu." "iya nal." "assalamualaikum." sambil ku cium tangannya. "walaikumsalam,hati-hati iya nal." "iya bu." lalu aku pergi dari hadapan ibu ku tanpa masuk ke rumah dulu dan aku langsung berjalan melawan hujan yang sangat deras dan beberapa suara petir yang mulai ganas. Dengan tubuhku yang masih lemas itu tak menjadikan ku untuk menyerah kembli ke pondok.
TERUSANNYA : *** Hujan telah redah, awan pun kembali cerah udara segar mulai tercium olehku bertepatan dengan sampainya aku di pondok tanpa ketahuan kakak senior. Dan aku langsung bergegas menuju asrama E.15. Setelah aku sampai di depan asrama E.15 sudah ku lihat semua temen ku berkumpul disana. Mereka memandangku dengan raut muka yang tak biasa mereka tunjukkan sebelumnya dan tanpa ada senyuman sedikitpun yang mereka lontarkan ke aku. Dengan rasa takut dan perasaan yang tak karuan. Aku pun perlahan-lahan mulai berjalan menghampiri mereka. "ini ada apa iya? Kok kalian pada kumpul semua." tanya ku. "oh iya ini uang buwat ganti hp kamu yang hilang." lanjutku sambil menjulurkan uang itu pada teman ku. tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang memakai baju berwarna hitam yang tak lain adalah teman ku juga dari asrama E.15. Ia langsung menghampiri kami. "ada apa ini?" tanya nya "hp ku hilang waktu aku titipin ke zainal" jawab teman ku. "oh iya tadi waktu aku mau masuk ke sini aku sempat lihat ada anak dari asrama lain masuk ke sini dan dia kalau gak salah ngambil hp di sampingnya zainal." jelasnya. "apa?berarti ini bukan salah nya zainal dong?" "bukan itu anak asrama sebelah yang ngambil hp mu tadi." "kalau gitu maaf iya nal kita udah salah nuduh kamu" kata temen ku dengan wajah yang sangat menyesal dan disusul oleh teman-teman ku yang tadi menghakimiku mereka semua meminta maaf pada ku. "iya nggak kenapa-kenapa kok aku maafin." jawab ku sambil tersenyum. Dan kini aku tahu bahwa allah akan memberikan yang terbaik buwat orang yang tidak bersalah dan berawal dari itulah yang mejadikan aku lebih baik lagi ke depannya.

Comments

  1. Jungle Spin | Best Casino Software and Top RTP Slots
    Jungle Spin is a Jungle jeetwin Spin slot game. It has an RTP of 96.25% 1xbet korean and a max win of 1,000x the bet. 바카라 This slot is an extremely popular slot for those who

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cara dan contoh Review Jurnal Psikologi

Kesenian "Turonggo Seto Kinasih" Masih Eksis Dikalangan Masyarakat